Sewaktu aku masih kelas 1 SMU ada salah satu guru yang cantik dan jika memberikan keterangan atau pelajaran
enak untuk diserap ilmunya, namanya Mia umurnya yang masih muda dibanding guru yang ada
disekolah, dengan kulit putihnya bodynnya yang mantap dia sekarang sudah menjanda dikarenakan suaminya yang 3 tahun kemarin meninggal dunia.
Yang aku senang dari Bu Mia adalah jika mengajar ia sering tak sadar kalau bagian atas bajunya agak
terbuka sehingga tali BH pada bagian pundaknya sering terlihat oleh aku yang jika pelajarannya selalu mengambil duduk di depan dekat meja guru. BH yang dia gunakan selalu warna hitam dan itu selalu
menjadi tontonan gratisku setiap pelajarannya.
Pagi itu sekitar jam delapan lewat kami sudah dipulangkan karna akan ada rapat guru. Aku
agak kesal karna pelajaran kedua matematika artinya aku gak bisa ngeliat pemandangan indah hari ini,
dan untuk menghilangkan suntuk aku pun pergi main ketempat kawanku. Aku masih tak tahu aku akan
dapat rejeki nomplok. Sekitar jam sembilan lewat aku pergi pulang, dan pada saat lewat sekolah aku melihat Bu Mia sedang
menunggu angkot, aku pun mengajaknya
” mari saya antar Bu ” ajakku tanpa berharap dia mau
” tapi rumah ibu agak jauh ko ” ia mencoba menolak
setelah berpikir sebentar akhirnya ia mau ” iya deh tapi ibu pegangan ya soalnya ibu pernah jatuh dari
motor “ ” silahkan Bu ” setelah itu kau menjalnkan motorku dengan kecepatan sedang.
Tangan Bu Mia yang berpegangan pada pahaku menyebabkan reaksi pada penisku, apalagi jika
Sampai dirumahnya yang agak berjauhan dengan rumah-rumah yang lain aku disuruh masuk dulu. Dan
ketika sudah duduk di sofa empuk Bu Mia bicara
“ibu ganti baju dulu ya ko “
setelah itu ia masuk kamar dan menutup pintu mungkin karna kurang rapat sehingga pintu itu terbuka
lagi sedikit. Entah setan mana yang masuk kekepala ku sehingga aku memberanikan diri untuk
mengintip ke dalam.
Di dalam sana aku bisa melihat bagaimana Bu Mia sedang membuka satu persatu kancing bajunya dan
napasku membuat nafasku memburu karna kau bisa melihat kalau sepasang dadanya yang besar
seperti hendak melompat keluar.
Karna terlalu asyik pintu itupun terbuka lebar. Aku kaget dan hanya bisa mematung karna ketakutan.
Bahkan penisku langsung mengkerut.
Melihat aku, Bu Mia tidak terlihat kaget dan tetap membiarkan bajunya terbuka. Setelah itu ia
mendekati aku
” kamu sering ngeliat BH ibu kan ” tanyanya didekat telingaku ” i..iya Bu ” jawabku ketakutan.
” kalau gitu ibu kasih kamu hukuman ” lalu ia menarikku dan didudukkan ditepi tempat tidur.
” sekarang kamu baring tutup mata dan jangan gerak kalo teriak boleh aja ” katanya dengan suara
nafas yang agak memburu.
Aku pun menurut karna merasa bersalah. Lalu ia membuka retsleting celana sekolahku menurunkan
CDnya dan mengelus-elus penisku dengan lembut, setelah penisku tegak lagi dia berjongkok dan
menjilatinya.
“auh.. uh.. uuh ..” rintihku menahan kenikmatan semantara Bu Mia sibuk dengan aktivitasnya
“ah .. mmhh.. Bu stop bu” rintihku karna aku merasa seperti mau meledak
Dia tak menjawab, malah semakin hebat menyedot penisku. Tubuhku semakin mengejang dan tanpa
bisa kubendung lagi, muncratlah cairan putih itu dan aku langsung terduduk sambil berpegangan pada
tepi ranjang.
Rasanya seperti sedang melayang, ia telan habis spermaku sementara aku masih terduduk kaku, malu
“gimana..lebih enak dari pada cuman liat khan..?” sambil kedua tangannya menjambak rambutku
“iya Bu enak sekali” jawabku mulai berani sambil ikut berdiri.
Setelah wajah kami berhadapan ia menciumku dengan lembut, lalu membimbingku duduk ditempat
tidur. Kami berpelukan dan Mia kembali menciumku, lalu melumat bibirku sementara tangannya
menanggalkan seluruh pakaian ku, dengan tangkas aku mengimbangi gerakan tangan itu sehingga
akhirnya kami sama sama tanpa pakaian. Bedanya aku telanjang bulat sementara Mia masih memakai
BH hitamnya karna memang sengaja tak ku lepas.
Mia melepaskan ciuman dibibirku lalu mengarahkan kepala ku kebawah yaitu payudaranya, aku segera
melenguh panjang.
Puas meraba aku lalu menyapu seluruh dadanya dengan lidahku dan menyedot ujung putingnya sambil
digigit-gigit sedikit. Hasilnya hebat sekali Mia bergoyang sambil meracau dengan kata-kata yang tak
jelas.
Setelah itu Mia berdiri sehingga aku berhadapan dengan vaginanya, wangi yang baru pernah kucium
itu membuatku bertambah panas sehingga kujilati semua permukaan vaginanya yang sudah banjir itu.
Setelah itu Mia merebahkan diri di ranjang tangannya mendekap kepalaku pahanya dibuka. Sehingga
memudahkan aku menjilat dan memasukkan lidahku kedalam vaginanya dan menggigit-gigit bagian
daging yang merah jambu. Sehingga tubuh Mia semakin mengejang hebat
“sshh.. aahh.. terus ko” pintanya diikuti desah nafasnya.
Sekitar lima menit ku sapu vaginaya aku melepaskan dekapan pada kepalaku dan kembali mengulum
bibirnya. Ia lalu meraih penisku
“masukkan ya ko udah gak tahan” katanya dengan terengah dan membimbing penisku menerobos goa
Aku merasakan kenikmatan yang kebih hebat dibandingkan saat dimasukkan kemulutnya.
“slep..slep..slep” kuputar-putar didalam sambil mengikuti goyangan pantat Mia. sambil kupompa bibir
kami terus berperang dan tanganku meraba dan meremas payudaranya dan sekali kali memuntir putingnya.
Penisku terasa semakin menegang dan vaginanya semakin hebat berdenyut memijit penisku, tak
terasa sudah sepuluh menit kami “bergoyang”.
“ooh ..mmh.. ah udah gak kuat.. biarin aja di situ ko mmh ..” rintih Mia terpejam.
Akupun semakin memperdalam tusukanku dan mempercepat tempo karna juga merasakan sesuatu
yang akan keluar.
“sshh..aarrgghh” jeritnya sambil mencengkram punggungku,
“aahh..aahh” desahku pada saat yang bersamaan sambil mulutku menyedot kedua puting susunya
kuat-kuat secara bergantian.
Air maniku muncrat bertepatan dengan air hangat yang terasa memandikan penisku didalam
setelah sangat lelah dan bebaring di sebelahnya sambil meremas dadanya pelan-pelan.
Kemudian dia menindihku dari atas dan bertanya “gimana hukuman dari aku ko ..?”
“enak Bu hukuman terenak didunia makasih ya”
“ibu yang terima kasih udah lama ibu bendung hasrat, hari ini dan seterusnya ibu akan tumpahkan
kekamu semuanya” sambil mencium ku.
Setelah istirahat beberapa waktu kami kembali melanjutkan aktivitas itu tentu saja dengan tehnik dan
gaya yang berbeda-beda. Tak terhitung berapa kali aku melakukannya sewaktu SMA yang jelas jika
aku pulang kesana pasti kami melakukan lagi dan lagi.
0 Comments